Janganlahkamu menganiaya diri sendiri." Melalui pesannya itu, Nabi mengingatkan kepada umatnya untuk saling memelihara persaudaraan. Melalui persaudaraan insani ini, akan bertambah rasa cinta manusia satu sama lain. Dalam Islam, rasa cinta demikian tidak hanya terhenti pada batas-batas tanah air tertentu. Rasulullahصلى الله عليه وسلم menggelengkan kepalanya perlahan-lahan sambil tersenyum, kemudian bersabda: "Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku, tetapi bukan saudara-saudaraku." Suara Baginda Rasulullah bernada rendah. "Kami juga saudaramu, wahai Rasulullah," kata seorang sahabat yang lain. Segalapuji hanya milik Allah Rabb semesta alam dan shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad Buku ini berisi pesan-pesan Rasulullah shalallahu alaihi wa salam pada saat-saat akhir kehidupan Beliau. Sunnguh banyak nasihat yang telah Rasulullah shalallahu alaihi wa salam sampaikan pada umatnya, baik yang berkaitan dengan masalah IsiKandungan Surah Ali Imran Ayat 159-160 | Muhammad Faris Anggoro. Dalam ayat 159 surat al-Imran, Allah memperingatkan kepada Muhammad SAW, agar bersikap lemah lembut dan sopan santun ketika mengajak umatnya kepada ajaran agama Islam. Jangan sekali-kali berlaku kasar kepada mereka meskipun belum menerima ajakannya bahkan Allah SWT Sebab Nabi Muhammad SAW pun menganjurkan umatnya untuk tidak mengabaikan kiprah-kiprah yang bisa dilakukan di dunia. Sebagai gambaran, banyak sahabat beliau yang kaya raya. Namun, kekayaan mereka tidak sampai membutakannya untuk selalu mengabdi sebagai hamba Allah serta berupaya taat dan takwa kepada-Nya. DuaPesan Nabi kepada Umat Islam. Minggu, 19 September 2021 Minggu, 19 September 2021 oleh Redaksi Orbitdigital-434 views. MEDAN| Dalam sebuah riwayat menyebutkan, ada dua pesan Nabi Muhammad Rasulullah Saw kepada umatnya di alam dunia yang fana ini, jika dilupakan bakalan celakalah kita. WasiatKetiga Rasullullah. Wasiat ketiga dari Nabi Muhammad / Rasullullah untuk umat islam di akhir zaman yang satu lagi ialah agar kita tetap berpegang teguh pada sunnah. Dimaksud oleh Rasulullah; maksudnya ialah jalan hidup yang jelas, lurus, & benar contohnya yang telah diperbuat Rasulullah sendiri. Hidup di akhir zaman tidaklah mudah, sebab Dan ceritakanlah (hai Muhammad) kepada mereka, kisah Idris Pesan-pesan Nabi Idris kepada Umat Manusia. Sejak saat itu, Nabi Idris semakin giat mengajak umatnya untuk senantiasa berbuat kebaikan, taat kepada Allah, dan menjauhi segala larangan-Nya. Kisah lengkap Nabi Idris AS untuk mengajak manusia, khususnya keturunan Qabil agar BeginilahPesan Terakhir Nabi Muhammad SAW Menjelang Wafat Begitu besar kasih sayang dan rasa cinta Rasulullah kepada umatnya Satu hal yang perlu disyukuri oleh seluruh umat muslim di dunia adalah bahwasanya mereka memiliki seorang imam yang sangat mulia dan senantiasa mencintai mereka tanpa ada batasnya. BbXcL. Dalam Sirah Nabawiyah terdapat satu riwayat yang sangat menyedihkan bagi seluruh umat Islam di seluruh dunia. Riwayat tentang wafatnya manusia mulia, Nabi Besar Muhammad Saw. Ada pesan-pesan yang telah dititipkan Rasulullah Saw kepada seluruh umatnya menjelang wafat, dan pesan itu harus diketahui seluruh umat Islam. Apabila umat muslim mengetahui kisah Rasulullah Saw saat menjelang wafat, sudah pasti akan merasakan kesedihan yang sangat mendalam. Para sahabat, umat Islam saat itu gempar mendengar kabar kematian Baginda Rasulullah Saw. Bahkan unta tunggangan Rasulullah Saw ikut merasakan kesedihan yang tiada tara, hingga sakit dan turut pergi meninggalkan dunia. Tak cuma penduduk Madinah yang gempar, para malaikat dan alam semesta juga berduka menyaksikan dan mendengar kabar wafatnya Nabi Muhammad Saw. Rasulullah Saw menghadap Ilahi Rabbi pada Senin, 12 Rabiul Awal Tahun 11 Hijriyah bertepatan 633 Masehi. Beliau wafat pada usia 63 tahun lebih empat hari Isyarat dekatnya ajal Rasulullah dimulai ketika beliau beriktikaf selama 20 hari di bulan Ramadhan tahun 10 Hijriyah. Sebelum ajal menjemput, beliau memang sakit sampai tidak bisa mengimami salat jamaah di masjid. Hingga pada suatu hari datanglah malaikat maut bertamu ke rumah beliau untuk mengambil ruh Rasulullah yang mulia. Kedatangan tamu itu sebenarnya ditolak putri tercinta Sayyidah Fatimah Az-Zahra radhiyallahu anha, tetapi setelah Rasulullah Saw menjelaskan bahwa yang datang adalah malaikat maut, akhirnya Fatimah merasakan gelisah dan hatinya sangat sedih. Kemudian dia mempersilakan masuk. Malaikat maut datang menghampiri, Rasulullah menanyakan kenapa Malaikat Jibril tidak ikut serta. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. Ketika Jibril datang ke hadapan Rasulullah , beliau berkata “Ya Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” tanya Rasululllah dengan suara yang lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para Malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril. Tapi itu ternyata jawaban itu tidak membuatkan Rasulullah lega, mata beliau masih penuh kecemasan. “Apakah Engkau tidak senang mendengar kabar ini?” tanya Jibril lagi. “Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” ucap Rasulullah . “Jangan khawatir wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril. Detik-detik semakin dekat, saatnya malaikat maut menjalankan tugasnya. Perlahan ruh Rasulullah Saw ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah Saw bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. “Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” ucap beliau. Perlahan Rasulullah Saw mengaduh, putri tercinta Fatimah pun hanya bisa terpejam, sementara Sayyidina Ali radhiallahu anhu yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan wajahnya. “Jijikkah engkau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” ujar Rasulullah pada malaikat pengantar wahyu itu. “Siapakah yang sanggup melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril . Sesaat kemudian terdengar Rasulullah mengaduh karena sakit yang tidak tertahankan lagi. “Ya Rabb, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku,” ucap Nabi. “Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibir beliau bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali mendekatkan telinganya. “Uushiikum bissholaati, wamaa malakat aimaanukum peliharalah salat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu,” ucap Nabi dengan suara yang amat lirih. Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, para sahabat saling berpelukan. Sayyidah Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah, “Ummatii, ummatii, ummatiii!”. Dan, berakhirlah hidup manusia paling mulia Rasulullah Muhammad Saw. Kalimat kecintaan beliau terhadap umatnya, hingga beliau menginginkan semua siksa maut umatnya ditimpakan kepada beliau. Bukan hanya itu, ketika ajal sudah di tenggorokan beliau masih memikirkan umatnya “Ummatii, ummatii, ummatiii”. Tinggalkan Dua Wasiat Ketika Rasulullah Saw menahan sakitnya sakaratul maut, beliau masih sempat berpesan sebagai tanda cintanya kepada umatnya. “Uushiikum bissholaati, wamaa malakat aimaanukum peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.” Dalam riwayat shahih, disebutkan عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رضي الله عنها, أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- حِينَ حُضِرَ جَعَلَ يَقُولُ الصَّلاَةَ الصَّلاَةَ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ». “Ummu Salamah radhiyallahu anha meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam ketika dalam keadaan sekarat bersabda “Jagalah salat, jagalah salat, dan orang-orang lemah di antaramu”. HR Ahmad Betapa sayangnya Rasulullah Saw kepada kita hingga beliau menekankan agar tidak meninggalkan dua perkara di atas. Dua perkara ini sama maknanya dengan ibadah vertikal hablumminallah dan ibadah sosial hablumminannas. Salat merupakan kewajiban yang diperintahkan Allah Ta’ala. Sedangkan menjaga orang-orang lemah’ adalah ibadah mulia agar tidak berlaku zalim kepada sesama. Adakah cinta kita sama besarnya seperti Rasulullah Saw mencintai kita sebagai umatnya? Apa yang telah kita perbuat untuk beliau yang setiap malam mendoakan umatnya? Bukankah beliau telah mengajarkan kita Tauhid dan kasih sayang Allah? Kalau bukan karena beliau, tentulah kita tidak mengenal Islam, tidak mengenal iman dan Al-Qur’an اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيِّدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى سيِّدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ “Ya Allah ya Tuhanku, muliakan oleh-Mu akan Nabi Muhammad dan akan keluarganya sebagaimana Engkau memuliakan keluarga Ibrahim dan berkahilah Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah memberkati keluarga Ibrahim, bahwasanya Engkau sangat terpuji lagi sangat mulia di seluruh alam.” —Islam mengajarkan umatnya untuk berpandangan visioner, alih-alih sempit. Dalam Alquran, ada banyak ayat yang menegaskan keutamaan akhirat dibandingkan dunia. Bagaimanapun, Allah SWT juga mengingatkan hamba-Nya yang beriman untuk tetap mencari bagian penghidupan di dunia. Dengan perkataan lain, penuhilah kebutuhan hidup di dunia ini sewajarnya. Sebab, segala yang ada di kolong langit pasti memiliki batas. Bagi manusia, limit yang tidak mungkin disangkal lagi adalah usia. Kalau jatah umur sudah sampai ajal, tidak berguna lagi apa pun pernak-pernik duniawi. Nabi Muhammad SAW memberikan nasihat dan keteladanan tentang cara hidup yang ideal. Berikut ini beberapa petuah di antaranya Pertama, menjadi musafir. Pengembara adalah mereka yang bepergian meninggalkan kampung halamannya. Rasulullah SAW mengajarkan, seorang Muslim hendaknya memahami kehidupan di dunia ini layak nya musafir. مَا لِيْ وَلِلدُّنْيَا؟ مَا أَنَا وَالدُّنْيَا؟! إِنَّمَا مَثَلِيْ وَمَثَلُ الدُّنْيَا كَمَثَلِ رَاكِبٍ ظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا “Aku tidak memiliki kecenderungan kecintaan terhadap dunia. Keberadaanku di dalam dunia seperti seorang musafir yang berteduh di bawah pohon, kemudian pergi dan mening galkan pohon tersebut.” HR Tirmidzi. Perjalanan yang ditempuh akan sampai pada titik kembali. Dalam Alquran, Allah SWT menyatakan bahwa Dialah tempat kembali segala urusan. Maka, sepantasnya jatah usia seorang Mukmin di dunia dihabiskan untuk terus mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Sebab, saat diadili kelak di Hari Akhir, harapannya adalah berjumpa dengan kasih sayang dan ridha-Nya, bukan murka-Nya. Kedua, ingat maut. Imam Syafii berkata dalam sebuah syairnya, “Cukuplah kematian sebagai nasihat.” Menurut ajaran Islam, kematian bukanlah akhir. Ia justru menjadi awal perjalanan insan menuju kampung akhirat. Tiap orang nanti hanya akan ditemani catatan amal perbuatannya. Yang tersisa hanyalah sesal dan sedih bagi mereka yang fasik, apalagi kafir. Diandaikannya bahwa raga dapat kembali utuh dan hidup, sehingga bisa berbuat taat kepada Allah SWT. حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّا ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا ۖ وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu, hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, 'Ya Tuhanku kembalikanlah aku ke dunia. Agar aku berbuat amal saleh terhadap apa yang telah aku tinggalkan'. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding hingga hari mereka dibangkitkan QS al-Muminun ayat 96-97. Ketiga, berbekal takwa. Warna-warni dunia kerap membuat orang lupa akan hakikat kehidupan. Padahal, dunia ini tidak lebih dari permainan belaka. إِنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۚ وَإِنْ تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلَا يَسْأَلْكُمْ أَمْوَالَكُمْ “Sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau. Jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta hartamu.” QS Muhammad ayat 36. Karena itu, Rasul SAW selalu mengingatkan umatnya agar pandai dalam menyikapi hidup. Dunia sejatinya adalah ladang amal, tempat menuai bekal sebanyak-banyak dan sebaik-baiknya. Bekal terbaik hanyalah iman dan takwa kepada Allah SWT. وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ “Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya se baik-baik bekal adalah takwa.” QS Al Baqarah ayat 197. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam diutus Allah subhanallahu Wa Ta'ala terakhir ke dunia selain hanya meng-Esakan Allah, pada zat, sifat dan perbuatanNya, beliau juga diturunkan untuk menyempurnakan akhlak. Sopan santun atau akhlak mulia bagian dari dakwah Rasulullah. "Rasulullah sendiri mengakui terus terang bahwa kedatangannya yang terpenting ialah hendak memperbaiki budi pekerti bangsa manusia, " kata Prof Dr Hamka dalam bukunya "Sejarah Umat Islam Pra Kenabian Hingga Islam di Nusantara." Dalam ajaranya Nabi Muhammad, mengharamkan tajassus, yaitu mengorek-ngorek keburukan orang lain dengan jalan mengintipnya. Dilarang membicarakan aib celaan orang di belakangnya. Dilarangnya hasad dan dengki, benci dan bermusuh-musuhan berdusta memberi gelar buruk, munafik dan memungkiri janji, berkhianat dan takabur. Akan tetapi Nabi Muhammad memerintahkannya untuk tawadhu merendahkan diri, penyayang penyantun, berbuat baik dan pemaaf. Menahan marah dan menahan diri dari membalas dendam, berbuat baik kepada sesama manusia dan malu menyimpan rahasia dan mensyukuri jasa orang, menziarahi orang sakit dan bertakziah apabila ada kematian. Beliau juga memerintahkan menyampaikan salam apabila bertemu, meminta izin apabila akan masuk ke rumah, membayarkan amanat kepada ahlinya. Pelan-pelan dalam bersuara dan sabar atas cobaan, menghabiskan permusuhan dan tidak mengungkit-ngungkit kembali. "Jangan mengikuti syak wasangka yang tidak berbalasan jahat," katanya. Dan jangan suatu kaum mensalahkan satu kaum yang lain, karena boleh jadi kaum yang dicelanya, keadaannya lebih baik daripadanya yang dicela. Demikian juga perempuan terhadap sesama perempuan agar jangan mencela satu golongan kepada golongan yang lain. "Boleh jadi perempuan yang dicela itu lebih baik daripada yang mencela," katanya. Buya Hamka menegaskan, Nabi Muhammad juga menyampaikan, perbuatan yang aman dicela adalah praktik nifak. Yaitu perbuatan lain di mulut, lain pula di hati. Ciri orang munafik ada tiga perkara yakni apabila berkata bercampur dusta, apabila berjanji mungkir, dan apabila dipercaya ia berkhianat dari kepercayaan itu. Ciri lainnya, apabila berdiri sholat, mereka berdiri dengan malas, dan apabila beramal hanyalah untuk menuntut penghargaan manusia pria dan tidak ingat akan Allah melainkan hanya sedikit. Dan banyak lagi ciri-ciri lain yang dilarang oleh Allah SWT.